Pengendalian Kumbang Kelapa
Kumbang
Oryctes sudah umum dikenal oleh petani kelapa dan menyebar hampir pada
seluruh pertanaman kelapa di Indonesia. Kumbang ini merusak pelepah daun
muda yang belum terbuka dan setelah terbuka terlihat guntingan segi
tiga . Hama ini juga merusak spadiks, akibatnya produksi
menurun dan serangan berat menyebabkan tanaman mati. Serangan hama ini
dapat berlangsung sepanjang tahun dan populasinya dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya tempat berkembang biak dari hama tersebut.
Sistem peremajaan dengan menebang tanaman kelapa tua dan mengganti
dengan tanaman baru akan menimbulkan masalah hama Oryctes karena
tersedia tempat berkembang biaknya.
Pada tanaman muda yang berumur 2 tahun atau kurang, kumbang merusak titik tumbuh sehingga menyebabkan tanaman mati. Suatu populasi kumbang dalam tahap makan sebanyak 5 ekor per ha dapat mematikan setengah dari tanaman yang baru ditanam. Informasi ini menunjukkan bahwa hama Oryctes merupakan hama yang berbahaya pada tanaman kelapa.
Hama kumbang Oryctes dapat dikendalikan
secara terpadu melalui tindakan sanitasi, pemanfaatan musuh alami
seperti Baculovirus oryctes dan Metarhizium anisopliae, penggunaan
feromon, kanfer, dan serbuk mimba.
2. Penggunaan Baculovirus
oryctes : untuk mengendalikan populasi hama Oryctes di lapangan. Kumbang
Oryctes yang terinfeksi Baculovirus sudah tersedia di laboratorium
Balitka.Atau dengan cara pemberian obat oil palm.
3. Pemanfaatan feromon : kumbang Oryctes diperangkap menggunakan pipa PVC yang bagian bawahnya ditutup dengan sepotong kayu. Dua lubang dibuat pada jarak 26 cm dari bagian atas pipa, dan 130 cm dari bagian bawah pipa. Lubang masuk dibuat dengan ukuran lebar 20 cm dan tinggi 10 cm untuk jalan masuk Oryctes. Feromon sintetik digantung lubang masuk tersebut. Setiap perangkap dimasukkan 2 kg serbuk gergaji sebagai tempat berkembang biak kumbang yang terperangkap hidup di dalamnya. Dua feromon dibutuhkan untuk setiap hektar pertanaman kelapa.
4. Pemanfaatan kanfer (naftalene balls) : Kanfer (kapur barus kayu)
digunakan sebagai penolak (repellen) untuk hama Oryctes. Pada tanaman
kelapa berumur 3-5 tahun digunakan 3.5 g kanfer per pohon, yang
diletakkan pada tiga pangkal pelepah dibagian pucuk. Aplikasi diulang
setiap 45 hari.
5. Pemanfaatan serbuk mimba (powdered neem oil cake) : Serbuk mimba (250 g) dicampur dengan 250 g pasir kemudian diaplikasikan pada pucuk kelapa yang menjadi tempat masuk Oryctes. Aplikasi dilakukan pada 3-4 pangkal pelepah pada bagian dengan interval 45 hari.
3. Pemanfaatan feromon : kumbang Oryctes diperangkap menggunakan pipa PVC yang bagian bawahnya ditutup dengan sepotong kayu. Dua lubang dibuat pada jarak 26 cm dari bagian atas pipa, dan 130 cm dari bagian bawah pipa. Lubang masuk dibuat dengan ukuran lebar 20 cm dan tinggi 10 cm untuk jalan masuk Oryctes. Feromon sintetik digantung lubang masuk tersebut. Setiap perangkap dimasukkan 2 kg serbuk gergaji sebagai tempat berkembang biak kumbang yang terperangkap hidup di dalamnya. Dua feromon dibutuhkan untuk setiap hektar pertanaman kelapa.
5. Pemanfaatan serbuk mimba (powdered neem oil cake) : Serbuk mimba (250 g) dicampur dengan 250 g pasir kemudian diaplikasikan pada pucuk kelapa yang menjadi tempat masuk Oryctes. Aplikasi dilakukan pada 3-4 pangkal pelepah pada bagian dengan interval 45 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar